;
skip to main |
skip to sidebar
Hidayatullah.com— Ketua
Persatuan Ulama Muslim Dunia Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi akhirnya
meninggalkan Gaza pada Jumat (10/05/2013) bersama delegasi ulama yang
menemaninya melalui perlintasan darat Rafah setelah tiga hari
berkunjung.
Sebelumnya, Syeikh Qaradhawi tiba di Jalur Gaza pada Rabu (08/05) di
Jalur Gaza memimpin rombongan yang terdiri dari 50 ulama Islam yang
menggelar sejumlah pertemuan resmi dan non remi.
Syeikh Qaradhawi menutup kunjungannya di Jalur Gaza dengan
mengunjungi kantor parlemen Palestina di sana dan disambut oleh Wakil
Ketua I, Dr. Ahmad Bahr dan para anggota parlemen lainnya.
Sebelumnya, Syeikh Qaradhawi bersama ulama lainnya telah bertemu
dengan PM Palestina Ismail Haniyah di kantor kabinet. Setelah itu, ia
mengikuti seminar ilmiah bertajuk membela Al-Aqsha dan tawanan di
Universitas Islam Gaza dan bertemu dengan massa di medan Al-Katibah di
Gaza. Syeikh Qaradhawi juga berkunjung ke rumah Asy-Syahid Ahmad Yasin,
pendiri Hamas dan memberikan khutbah di Masjid Agung Umari di Gaza.
Dalam khutbahnya Qaradhawi mengatakan, kunjungannya ke Jalur Gaza
menambah keyakinan pada saya bahwa umat ini dalam keamanan baik dan
tidak akan mati selamanya. Dia menjelaskan bahwa kunjungannya ke Jalur
Gaza sudah menjadi impiannya sejak berkunjung tahun 1957 dan 1958.
“Saya berkunjung setelah mendapatkan undangan dari saudara-saudara di
Jalur Gaza. Akhirnya saya mengunjungi Jalur Gaza dan saya melihat
warganya (wanita, anak-anak, lelaki dan orang tua), saya tersenyum
melihat mereka, hati saya tenang, dan dada saya lega bahwa umat ini
masih dalam keadaan baik,” ujarnya dikutip Pusat Informasi Palestina
(PIC).
Dia melanjutkan, “Saya melihat umat Islam di Gaza ada di
tangan satu orang (beratu), Alhamdulillah, saya tidak melihat ada
perpecahan antara mereka yeng bekerja untuk jihad di negeri ini.
Semuanya membawa senjata. Yang tidak membawa di tangannya membawanya di
hatinya. Semua negeri ini siap untuk jihad, baik yang besar mapun yang
kecil. Umat ini tidak kikir memberikan orang-orangnya dan jiwanya untuk
mendapatkan haknya.”
Qaradhawi juga mengatakan, dirinya sedang dengan melihat warga Gaza berupa tekad dan semangat pantang menyerang.
“Saya melihat ada pada mereka apa saja yang dibutuhkan untuk jihad.
Saya bersyukur kepada Allah, telah memperlihatkan kepada saya
wajah-wajah iman ini, yang telah mengalahkan senjata Zionis, yang terus
teguh berjalan sampai datang keputusan Allah dan memenangkan kebenaran
atas kebatilan dan keadilan atas kedzaliman,” lanjutnya.
Tak lupa ia juga menyerukan pentingnya berpegang teguh pada
perlawanan dan prinsip-prinsip yang tidak bisa berubah agar tidak
mengabaikan selamanya.
“Saya wasiatkan kepada pendudukan Gaza agar bersabar apa apa yang
dialami, terus membengun negeri ini dan perlawanan. Jangan tinggalkan
senjata selama-lamanya. Semua Palestina akan kembali ke pemiliknya. Hak
itu tidak akan hilang selama-lamanya, dengan izin Allah semua akan
kembali ke tanah airnya.”
Dia kembali menegaskan pentingnya persatuan nasional dan menyatukan
kekuatan Palestina. Dia menyeru, “Bekerjalah untuk bersatu dan
menjadikan seluruh Palestina satu negeri dan satu bangsa. Inilah yang
diupayakan para pemimpin perlawanan Ismail Haniyah dan Misy’al.”
Dia juga mempertanyakan, “Kenapa kita tidak bersatu jika tujuannya satu dan musuhnya juga satu?”
Di akhir khtbahnya, Qaradhawi berdoa semoga Allah menolong rakyat di
negara-negara Arab dan Islam yang menuntut kebebasan mereka, terutama di
Suriah.
“Saya bercaya bahwa Allah akan menolong rakyat Suriah. Dengan izin Allah, Bashar Asaad akan hancur,” tegasnya.*